Provinsi Banten dalam laman resminya mengatakan bahwa kesenian Banten itu banyak macamnya, mulai dari tarian, musik, serta gabungan antara keduanya.

Diakui oleh pihak Pemerintah Daerah Banten bahwa kesenian Banten merupakan hasil dari gabungan kebudayaan pada masa sebelum Islam dan masa Islam. Para pengampu kepentingan di bidang pemerintahan Banten mengakui bahwa kesenian di Banten adalah semua tindak kesenian yang berasal dari masyarakat Banten yang belum berubah, dengan catatan kemasannya kemungkinan mengalami perubahan.

Kesenian yang telah ditemu kenali oleh pihak pemerintah Provinsi Banten itu mencakup seni debus dari Surosowan, seni debus Pustaka Banten, seni Rudat, seni Terbang Gede, seni Patingtung, seni Wayang Golek, seni Saman, seni Sulap Kebatinan, seni Angklung Buhun, seni Wawacan Syekh, seni Mawalan, seni Kasidahan, seni Gambus, seni Reog, seni Calung, seni Marhaban, seni Dzikir Mulud, seni Terbang Genjring, seni Bendrong Lesung, seni Gacle, seni Buka Pintu, seni Wayang Kulit, seni Tari Wewe, dan seni Adu Bedug.

Dari nama-nama tersebut, kesenian Banten jelas memiliki akar dari musik, gerakan, tarian serta silat yang menjadi dasar kesenian Banten dari zaman purbakala hingga masa modern. Semua yang berada di dalam daftar resmi Pemerintah Provinsi Banten tersebut menggambarkan kekayaan kesenian Banten. Apabila dikembangkan dan dibimbing dengan selayaknya, kekayaan Banten akan melebihi dari sekadar pembangunan fisik belaka. Terlebih lagi berbagai seni dramaturgi, pewayangan, musik yang tentu berbeda dengan seni sejenis dari Jawa Tengah.

Di dalam pelaksanaannya kesenian Banten ada di dalam pengampuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang berada di berbagai kota dan kabupaten dalam Provinsi Banten.

Yang telah menemu kenali potensi kesenian dan kebudayaan Banten adalah pemerintah Kabupaten Pandeglang. Sejak 2023, mereka sudah melaksanakan penyelenggaraan Festival Kesenian melalui Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaannya.

Dalam nukilan wawancaranya dengan awak media pada sabtu (26/08/2023), Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pandeglang, Neneng Nuraeni, mengatakan bahwa upaya dari melestarikan dan mengenalkan kebudayaan Pandeglang itu dibentuk dengan mengadakan festival kebudayaan.

Dari laman okezone.com dapat diketahui bahwa janji pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk mengadakan festival kebudayaan diteruskan dengan pengadaan Festival Tanjung Jaya pada 2024. Kali ini penyelenggaranya adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang menggelar festival kesenian di Kampung Cikadu, Desa Tanjung Jaya pada 2 Juni 2024 lalu. Memang tidak disebutkan peran pemerintah Kabupaten Pandeglang, tetapi sudah pasti penyelenggaraan festival dengan level ini memerlukan kerja sama dengan pemerintah setempat.

Tujuan pengadaan festival ini adalah untuk mempromosikan kesenian lokal di Pandeglang, suatu hal yang masih berkesesuaian dengan apa yang disebutkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pandeglang.

Festival Tanjung Jaya ini mencerminkan kekayaan kesenian dan kebudayaan Masyarakat setempat dan karenanya ikut merevitalisasi berbagai institusi tradisional. Selain merupakan kegiatan akademis dimana para mahasiswa UPI melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Festival Tanjung Jaya ini merupakan bagian dari keseriusan perguruan tinggi itu mendukung kekayaan setempat. Festival ini jelas menggerakkan perekonomian setempat karena menampilkan seni tari, kirab budaya dan gelaran diskusi (talkshow).

Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata UPI Bandung, Leni Anggraeni, menyatakan kegelisahan pihak akademisi akan kondisi warga setempat. Ia juga menganggap penyelenggaraan festival seperti ini akan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Kampung Cikadu, tempat penyelenggaraan festival, berada di dekat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Hal ini diakui pula oleh Kepala Desa Cikadu, Astaka, yang mengaku bahwa kegiatan event ini memengangkat perekonomian warga daerahnya melalui kegiatan kesenian dan kebudayaan yang diselenggarakan tersebut.

Jelas, baik Provinsi mau pun Kabupaten, seyogyanya membuat kalendar kegiatan yang memberikan informasi rangkaian kegiatan kesenian kepada masyarakat. Banten bagaikan berlian mentah yang belum diasah dengan baik. Untuk membuatnya berkilauan, maka diperlukan upaya bersama dari para aktor setempat baik itu Pemerintah setempat, para akademisi, para penggiat seni serta komunitas yang hidup dan bernafaskan kesenian.

Membuat kalender kegiatan kesenian dan kebudayaan diharapkan dapat memicu dan menggerakkan ekonomi setempat. Banyak di antara sanggar kesenian atau pun komunitas kesenian dan budaya akan mendapatkan kesempatan melaksanakan pertunjukan. Yang terutama adalah kegiatan terstruktur ini akan memberikan pendidikan dan edukasi bagi para penontonnya, utamanya generasi muda, untuk melestarikan khazanah daerah tempat tinggal mereka. [RV]

Perayaan Adat Tahunan Masyarakat Kasepuhan Cisungsang, Lebak Banten Tahun 2023. RM.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights