Profesor Corradi Pendiri Project Erasmus Yang Baru Saja Meninggal Dunia Di Italia. Medsos Roberto Modinelli
Brussel – Uni Eropa saat ini sedang menyiapkan dana sebesar € 42 milyar di bidang pendidikan. Parlemen UNI Eropa menyatakan bahwa dana sebesar itu dipergunakan untuk siswa dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Dan program yang didanai uang sebanyak itu adalah program pendidikan Project Erasmus.
Project Erasmus yang baru saja diperluas cakupannya oleh Uni Eropa ini akan menyediakan dana mulai dari pendanaan visa bagi mahasiswa asing untuk belajar di negara pilihannya. Perluasan program ini sebagai pertukaran pelajar yang awalnya eksklusif bagi warga Uni Eropa menjadi bagi pelajar Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan Project Erasmus, pelajar dari kedua kawasan tadi dapat mengajukan diri untuk kuliah di Eropa. Sebaliknya siswa dari Eropa dapat mengajukan diri untuk kuliah di Afrika dan Timur Tengah.
Saat mengumumkan Project Erasmus pada Kamis (16/10) ini, Presiden Komisi Eropa, salah satu institusi eksekutif di Uni Eropa, Ursula Von der Leyen menyatakan ada 3 bagian dari Pakta Project Erasmus ini yakni manusia, perekonomian, serta tautan berkenaan dengan keamanan, kesiapsediaan, dan migrasi.

 

Kepala Bagian Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyatakan bahwa pakta Project Erasmus mencakup lebih dari 100 kegiatan yang mencakup dari dukungan jaringan seluler 5G dan konektivitas selular di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah, sampai pada program bagi para remaja serta pembangunan rel kereta api, jalan, jaringan maritim hingga kabel bawah laut demi kemudahan pertukaran data di antara Eropa dengan kawasan tadi.

 

Pakta Project Erasmus ini juga bertujuan untuk menyambungkan generasi muda di antara kedua benua dan memperluas lingkup Erasmu dan membuat semacam Universitas Mediterania. Pakta Project Erasmu ini juga diharapkan dapat membantu universitas kawasan setempat dalam kerja sama paket gelar ganda dan program-program pendidikan lainnya.

Awalnya, Project Erasmus diresmikan pada tahun 1987 dan didirikan oleh Sofia Corradi dan Jacques Delors pada tahun 1987. Sejak itu, sudah ada 14.000.000 warga Eropa yang menerima manfaat dengan belajar di kampus-kampus ternama di Eropa.
Memang Project Erasmus selama ini terkenal diberikan bagi siswa negara-negara Uni Eropa untuk belajar di negara anggota Uni Eropa lainnya. Namun, biaya bagi siswa Project Erasmus tersebut tidak sebesar projek baru bagi Afrika Utara dan Timur Tengah ini.
Banyak di antara siswa Uni Eropa yang hidup di kontener atau bahkan tenda murah untuk mempertahankan hidup mereka di negara tempat mereka studi. Kondisi yang berat ini terjadi akibat universitas-universitas setempat mengeluh kurangnya perumahan yang tersedia bagi para mahasiswa.
Tidak heran, keputusan Uni Eropa untuk menyediakan dana sebesar itu bagi para mahasiswa dari luar kawasan Eropa menuai kritik besar-besaran. Terlebih lagi karena pada hari-hari ini, banyak imigran gelap dan ilegal yang datang dari Afrika dan Timur Tengah yang mendapatkan fasilitas hidup yang luar biasa berupa sandang, pangan, papan, dan bahkan uang serta pendidikan bagi keluarganya. [RV]

By Anuraga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *