Para Penegak Hukum Berada Di Lokasi Ledakan Bom Di Dekat Stasiun Kereta Red Fort New Delhi Pada Senin (10/11). Istimewa
Delhi – Setidaknya 12 orang tewas dan beberapa orang luka berat akibat ledakan di dekat stasiun kereta di Delhi pada hari Senin (10/11) kemarin. Stasiun kereta tersebut berada di dekat Red Fort (Benteng Merah) yang dibangun atas perintah Shah Jahan pada abad ke-17 di Delhi.
Awalnya pihak berwenang belum memutuskan apakah ledakan bom tersebut adalah serangan terorisme. Diperlukan 2 hari untuk memeriksa berbagai aspek ledakan sehingga pada akhirnya Kabinet India mengkategorikan bom tersebut sebagai terorisme.

Ledakan bom tersebut terjadi pada saat jam sibuk warga Delhi untuk pulang ke rumah, yakni pukul 18:52 waktu setempat.
Polisi Delhi menyebutkan bahwa ledakan tersebut berawal dari sebuah mobil bermerek Hyundai i20. Komisioner Polisi Delhi, Satish Glocha memberikan keterangan kepada awak media, “Sebuah mobil yang bergerak perlahan berhenti di lampu lalu lintas. Ledakan terjadi pada kendaraan tersebut, oleh sebab itulah kendaraan-kendaraan yang berada di sekitarnya mengalami kerusakan juga.”
Kawasan Benteng Merah, di Old Delhi, ibu kota India, merupakan bagian kota yang padat penduduk dan populer di kalangan wisatawan. Setiap hari Benteng Merah dikunjungi ribuan wisatawan. Dan setiap tahun, pada peringatan Hari Kemerdekaan India, Perdana Menteri India selalu memberikan pidato kenegaraan di benteng tersebut.
Tidak heran, setelah mempelajari ledakan dan dampak terhadap India, maka pada hari Rabu (12/11), Kabinet India menyatakan: “Negara kita telah menyaksikan insiden terror yang keji, yang dilakukan oleh kekuatan anti-nasional melalui ledakan sebuah mobil.”
Selanjutnya Kabinet Pemerintahan India pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi tersebut mengarahkan agar penyelidikan dilakukan dengan segera dan profesionalisme agar para pelaku kejahatan, para mitra serta sponsor mereka dapat segera diidentifikasi dan dibawa ke meja pengadilan tanpa perlu berlama-lama lagi. Modi sendiri kebetulan sedang berada dalam kunjungan kenegaraan ke Bhutan.

Sehari sebelum pengeboman terjadi, yakni pada Minggu (09/11) para hamba hukum melakukan berbagai penggerebekan di Faridabad, negara bagian Haryana, dimana mereka berhasil menyita 3.000 kilogram bahan peledak lengkap dengan detonator, timer, dan materi pembuatan bom lainnya.
Seorang penegak hukum menyatakan bahwa ledakan di Delhi berkaitan erat dengan penggerebekan tersebut.
“Ledakan itu disebabkan oleh panik dan keputusasaan terhadap penggerebekan-penggerebekan yang dilaksanakan oleh para penegak hukum untuk menangkap mereka,” ujar seorang sumber resmi sehubungan dengan penahanan 2 (dua) orang dokter yang dipersangkakan lakukan upaya terorisme di India.
Menurut para pengamat di pemerintahan, ledakan bom di New Delhi pada Senin tersebut diketahui dilakukan oleh dr. Umar Nabi yang meledakkan mobil Hyundai dalam upaya misi bunuh diri. Umar Nabi adalah pegawai Universitas Al Falah dan seorang dokter residen di RS Pulwama.
Penyelidikan selanjutnya diketahui bahwa Umar adalah anggota sel teroris yang bermarkas di Faridabad. Nama Umar Nabi dikonfirmasi setelah pemeriksaan DNA pada kerangka yang ada di dalam mobil Hyundai
Sebelumnya, dua orang rekannya sesama dokter telah ditangkap dengan barang bukti berupa ribuan kilogram bahan peledak dan racun ricin. Pasca penggerebekan ini, kepolisian di Delhi diberikan peringatan untuk waspada.
Laporan kepolisian menyebutkan bahwa ledakan ini dilakukan secara prematur dan terburu-buru saat mobil itu sedang dikejar oleh polisi. Pihak pengemudi mobil berupaya untuk menghindarkan diri dari kejaran polisi yang sedang ketat memeriksa kendaraan setelah penggerebekan di Faridabad.
