Banten – Badan otoritas di Amerika Serikat yang mengurus dan memeriksa barang impor menemukan udang beku asal Indonesia yang ternyata terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137. Maka pada 14 Agustus 2025, US FDA merilis peringatan impor terhadap produk udang yang berasal dari Indonesia. Diketahui bahwa impor udang ke Amerika Serikat ini diproduksi oleh PT Bahari Makmur Sejati.
Hal ini mengejutkan, karena Indonesia tidak memiliki reaktor nuklir, sumber dari radioaktif. Maka penyelidikan pun dilakukan oleh Tim Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). Ternyata awal dari semua radioaktif tersebut berasal dari sebuah pabrik di Serang, Banten.
Saat Bapeten memeriksa kondisi di lokasi pabrik eksportir udang tersebut, ternyata fakta yang ditemukan melebihi apa yang bisa dipikirkan.

Sebaran radiasi di Serang terdapat pada 7 (tujuh) hingga 8 (delapan) lokasi termasuk warung makan warga yang berada di luar kawasan pabrik udang beku tersebut. Penyisiran selanjutnya dilakukan oleh Tim Gabungan yang terdiri dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Polri dan Bapeten.
Titik nol dari zat radioaktif tadi atau disebut Pasien Nol ditemukan di PT Peter Metal Technology Indonesia, sebuah pabrik peleburan baja.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan langsung melakukan tindakan dengan menyegel perusahaan tersebut demi menghentikan penyebaran radioaktif lebih lanjut. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan pernyataan bahwa zat radioaktif yang mengakibatkan penyakit kanker pada manusia ini berasal dari luar negeri dan lolos dari otorita pengawasan impor.
Menanggapi kondisi serius ini, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty mendesak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan penjelasan soal kasus kontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (CS-137). Evita meminta penjelasan apakah udang yang sudah ditolak dari Amerika Serikat itu juga merupakan bagian yang dijual dan didistribusikan di dalam negeri.
Menjawab pertanyaan itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta mengungkapkan perusahaan yang terkontaminasi CS-137 berasal dari berbagai industri, meliputi peleburan logam, pengelola limbah B3, hingga industri makanan.
Setia Diarta mengungkapkan perusahaan yang terkontaminasi Cs-137 tersebut berasal dari berbagai industri, meliputi peleburan logam, pengelola limbah B3, hingga industri makanan.
Dia memaparkan sejumlah perusahaan yang terpapar radioaktif itu di antaranya yakni pabrik makanan olahan berbahan baku unggas, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) hingga PT Nikomas Gemilang, pabrik sepatu merek Nike dan Adidas.
Setia menambahkan “Hasil pemeriksaan dan pemetaan yang sudah dilakukan di Kawasan Industri Cikande, terdapat tiga industri makanan yang memiliki paparan radiasi CS-137 dengan laju dosis sebesar 1,6 hingga 152 mikrosievert per jam,” kata Setia sebagaimana dilaporkan oleh media Bloomberg.

Diluar tiga industri tersebut juga terdapat tiga industri pengelolaan limbah B3 yang memiliki paparan radiasi CS-137 dan non CS-137 dengan laju dosis sebesar 0,24 hingga 0,4 mikrosievert per jam.
Kemudian ada juga enam lokasi timbunan yang memiliki paparan radiasi Cesium-137 dengan laju dosis sebesar 11 sampai 10.000 mikrosievert per jam.
Terbanyak, adalah 15 industri peleburan logam yang memiliki paparan radiasi CS-137 dan non CS-137 dengan laju dosis sebesar 0,18 hingga 700 mikrosievert per jam.
“Tim Satgas dalam hal ini Kemenko Pangan sebagai Ketua Satgas menetapkan Kawasan Industri MCIE sebagai kejadian berupa insiden serius [serious incident],” ujarnya.
Setia juga menyebut bahwa saat ini terhadap ke 24 perusahaan tersebut telah dilakukan dekontaminasi. “Sudah beres semua,” tuturnya.
Berikut adalah daftar perusahaan yang terkontaminasi CS-137 di Cikande berdasarkan pengumuman Dirjen ILMATE:
-
- PT Bahari Makmur Sejati,
- PT Nikomas Gemilang,
- PT Citra Baru Steel,
- PT Valero Metals Jaya,
- PT Universal Eco Pacific,
- PT Sinta Baja Jaya,
- PT Crown Steel,
- PT Sentosa Harmony Steel d/h PT Hwa Hok Steel,
- PT Vita Prodana Mandiri,
- PT Kanemory/Food Service,
- PT Charoen Pokphand Indonesia,
- PT Peter Metal Technology,
- PT Growth Nusantara Industry,
- PT Asa Bintang Pratama,
- PT Cahaya Logam Cipta Murni,
- PT Ediral Tritunggal Perkasa,
- PT Ever Loyal Copper,
- PT Hightech Grand Indonesia,
- PT Jongka Indonesia,
- PT Kabatama Raya,
- PT New Asia Pacific Copper Indonesia,
- PT O.M. Indonesia,
- PT Zhongtian Metal Indonesia,
- PT Luckione Environtment Science Indonesia. [RV]