Paris – Tepat hari Minggu (19/10), pagi hari sekitar jam 09.00 waktu Paris, terjadi kejadian yang mengguncangkan dunia. Hal ini diketahui setelah terjadi pengumuman resmi bahwa Museum Louvre ditutup sampai waktu yang belum ditemukan karena ada kejahatan yang sedang diselidiki.
Netizen Prancis dengan keahliannya langsung menemukan bahwa Louvre mengalami perampokan yang menggetarkan sendi-sendi kebangsaan Prancis. Terjadi perampokan di Ruang Khazanah Apolo di Museum Louvre.
Sejak awal pemberitaan, sudah diketahui bahwa yang dirampok adalah ratna mutu manikam peninggalan Masa Kekaisaran Prancis abad XIX.
Beberapa akun media sosial bahkan dengan tepat menyebutkan hilangnya diadem (mahkota ikat) kesayangan Permaisuri Eugenie, istri dari Kaisar Napoleon III. Selain diadem Mutiara dan berlian, diambil pula satu set perhiasan terbuat dari batu permata safir dan bros berbentuk pita yang terdiri dari ratusan berlian.
Dalam waktu kurang dari 1 jam satu perhiasan telah ditemukan di jalan kecil di belakang museum, yakni satu mahkota terbuat dari emas dan zamrud yang sangat berat. Mahkota itu digunakan oleh Permaisuri Eugenie dan terkenal dalam lukisannya dimana ia menggunakan diadem pada rambutnya yang tebal, sementara mahkota emas zamrud terletak di atas meja di sebelahnya. Sayangnya mahkota itu rusak, diperkirakan terjatuh dari kantong para perampok saat mereka melarikan diri.
Warga Prancis sangat terkejut dan bahkan mengalami shock luar biasa karena perhiasan-perhiasan itu adalah bukti sejarah negara mereka. salah satunya adalah berlian besar 140 karat yang dikenal sebagai The Regent. Begitu indah berlian itu sehingga Napoleon tidak mau memotongnya menjadi potongan yang lebih kecil tetapi menyematkannya ke pangkal pedangnya. Dalam lukisan penobatannya sebagai Kaisar Prancis, Napoleon I terlihat berdiri gagah dengan The Regent berkilauan pada pinggangnya.
Parure berikutnya adalah perhiasan yang lengkap dengan tiara (mahkota kecil bagi bangsawan perempuan) terbuat dari berlian dan zamrud yang terkenal digunakan oleh Permaisuri Marie-Louise, istri ke dua dari Kaisar Napoleon I. Perhiasan buatan 1810 tersebut dibuat oleh Francois Regmault Nitot.
Terangkut juga oleh para perampok, untaian tiara safir yang dilengkapi dengan kalung dan anting-anting yang terkenal sebagai The Orleans Saphire Parure. Set perhiasan safir ini dijual Count of Paris kepada Museum Louvre pada tahun 1985. Parure milik keluarganya itu sebelumnya menghiasi kepala dari para istri raja.
Awalnya The Orleans Saphire Parure ini dimiliki Permaisuri Josephine, istri pertama Napoleon yang kemudian mewariskannya kepada putrinya Ratu Hortense Beauharnis dari Belanda. Ratu Hortense selanjutnya menjual warisannya kepada Raja Louis Philippe dari Prancis pada tahun 1821. Raja Louis Philippe kemudian menganugerahkan perhiasan safir lengkap ini kepada istrinya, Ratu Marie-Amelie.
Perhiasan yang dirampok berikutnya adalah bros Pita Besar dan bros The Reliquary yang diciptakan tahun 1855, lagi-lagi dimiliki Permaisuri Eugenie terbuat dari berlian-berlian besar.
Warga Prancis yang awalnya shock, selanjutnya menjadi marah karena semua perhiasan itu adalah peninggalan Kaisar Napoleon dan keturunannya yang merupakan tokoh yang sangat disegani di Prancis.
Nilai keseluruhan dari semua permata tersebut belum diketahui. Yang dapat diketahui adalah harga The Regent, itu pun penilaian pada 2015. Pihak Museum Louvre saat itu menyatakan secara nilai pasaran, The Regenti adalah USD62 juta. Saat ini, pihak Museum Louvre menyatakan bahwa nilai dari perhiasan yang digasak perampok itu adalah tak ternilai.
Sampai berita ini ditulis, belum ada pemutakhiran siapakah yang mencuri permata-permata berharga dari Prancis tersebut. Ada dugaan dari pihak para ahli keamanan untuk seni dan perhiasan swasta yang merujuk adanya kerja sama orang dalam dalam perampokan identitas Prancis ini.
Pihak Museum hanya memastikan untuk mengembalikan uang tiket masuk Louvre. [RV]