Alun-Alun Di Depan Istana Nasional, Mexico City, Sabtu (15/11) Waktu Setempat. AP
Mexico City – Tepat 2 minggu setelah Wali Kota Carlos Alberto Manzo Rodriguez dibunuh di depan istri dan anaknya pada hari Minggu, (01/11), rakyat berasal dari berbagai kelompok menyerbu istana kepresidenan Mexico di ibu kota mereka.
Ratusan polisi mengalami luka-luka pada hari Minggu (15/11) jam 07.00 WIB. Walau pun demikian, informasi di lapangan memberitakan bahwa pertahanan dan pengamanan istana kepresidenan Mexico masih bertahan.

Dua minggu sebelumnya, ribuan warga Kota Uruapan juga turun ke jalan meluapkan kedukaan mereka saat mengantarkan jenazah Wali Kota mereka ke pemakaman. Wali Kota yang berusia 40 tahun tersebut meninggal dengan 7 luka tembakan yang menembus tubuhnya saat sedang merayakan Hari Para Arwah, suatu hari perayaan pada kalendar jemaat Katolik,.
Kematian Wali Kota tersebut ditengarai karena posisinya yang anti korupsi yang mengkoyak Mexico serta anti-kartel narkotika yang terkenal sangat kejam dan ganas melenyapkan semua lawan politik mereka. Ia berkali-kali meminta pertolongan kepada Presiden Mexico Claudia Sheinbaum Pardo untuk mengirimkan tentara nasional Mexico menertibkan dan mengamankan Uruapan.
Jawaban Sheinbaum adalah, “Kita tidak akan menjadi kawasan itu sebagai kawasan militer.”

Dan tak lama kemudian, pembunuhan tersebut terjadi. Fakta bahwa Carlos Manzo Rodriguez adalah kandidat presiden yang kuat membuat para warga Mexico yang mendukungnya semakin marah. Opini rakyat segera terbentuk bahwa Sheinbaum merupakan sekutu dari para koruptor dan kartel narkotika itu sendiri. Fakta berikutnya adalah, setidaknya dalam setahun terakhir, kartel narkotika ini telah membunuh 30 (tiga puluh) orang politisi nasionalis di berbagai lokasi.
Para demonstran yang rata-rata berusia muda dan masuk dalam kelompok umur Gen Z memenuhi Alun-Alun Zocalo. Gen Z adalah sebutan bagi mereka yang lahir pada akhir tahun 1990an dan awal 2010.

Kantor Berita AP (Associated Press) menyatakan bahwa para demonstran muda itu melawan korupsi dan perkara keamanan. Mereka juga mendapatkan dukungan dari generasi sebelumnya, yang merupakan kaum oposan pemerintah.
Pada Minggu pagi waktu Indonesia Barat ini, diketahui para demonstran rata-rata berusia muda. Mereka menghancurkan pembatas-pembatas yang baru saja dibangun untuk melindungi istana kepresidenan. Setidaknya ada 100 orang polisi yang mengalami luka-luka.
Sekretariat Keamanan Warga, suatu sistem keamanan warga, yang turut turun ke jalan menyebutkan bahwa Kepolisian Mexico City hanya melakukan penghalangan tetapi tidak mengusir para demonstran serta menghindar dari provokasi yang dilontarkan terhadap mereka.

Juru bicara pemerintah menyebutkan bahwa sejumlah kelompok orang mengamuk dan menyerang para polisi denagn kekerasan pukulan serta alat-alat peledak. Kelompok itu juga melucuti para polisi dari semua peralatan mereka sehingga 40 orang di antaranya harus dirawat di berbagai rumah sakit.
Perkembangan terakhir adalah warga Mexico dari Generasi Z telah mencapai di istana kepresidenan tetapi mereka tidak berhasil merangsek ke dalam istana Nasional Mexico. Mereka mengibarkan yel anti komunisme dan bendera-bendera dari manga One Piece. [RV]

