Laurent Simons, Pemegang Gelar Doktor Fisika Kuantum Dalam Usia 15. Le Parisien
Brussel – Seorang anak berusia 15 tahun berhasil meraih gelar doktor di bidang fisika kuantum pada usianya yang ke 15 tahun pada hari Senin (17/11) lalu.

Laurent Simons lulus dari Universitas Antwerp, Belgia saat ia berhasil mempertahankan tesis doktoralnya. Demikian dikutip dari lembaga penyiaran Belgia VTM Nieuws.
Laurent selama ini telah menjadi perhatian publik karena kepandaian dan kecerdasannya.
Tahun 2022 saat ia masih berusia 12 tahun, ia berhasil memiliki gelar sarjana di bidang fisika pada universitas yang sama. Ia menyelesaikan pendidikan strata satunya hanya dalam 18 bulan dari kewajiban berkuliah selama 3 tahun.
Putra pasangan Simons ini lulus sekolah menengah atas pada usianya yang ke delapan. Saat itu ia telah menerima berbagai tawaran dari berbagai perusahaan besar, selain juga dari para pengagumnya yang kaya raya untuk mendukung kepentingan ilmiahnya. Laurent tetap berlaku kalem dan tidak besar kepala.
Beruntung ke dua orang tuanya Alexander dan Lydia juga selalu mengambil langkah yang bijaksana dengan berhati-hati dalam menghadapi gelombang perhatian orang kepada putra mereka. Mereka juga dengan bijak menolak tawaran perusahaan-perusahaan teknologi raksasa dari Amerika Serikat mau pun Tiongkok.
Prioritas ayah ibu Laurent ini selalu memastikan agar penelitian anaknya yang pandai itu memiliki kegunaan bagi bidang kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan keinginan sang anak. Pada usia 12 tahun ia sudah mengatakan bahwa ia ingin “memperpanjang harapan hidup manusia” dengan tujuan akhir agar manusia bisa hidup abadi, dalam artian biologis.
“Sehabis lulus ini, saya akan mulai bekerja mencapai tujuan saya: menciptakan ‘manusia-super’,” demikian kata Laurent.
Fokus Laurent di bidang ilmu yang ditekuninya adalah gabungan dari fisika, kimia, pengobatan dan kecerdasan buatan sudah ditetapkannya saat ia masih sangat muda. Saat ia berusia 9 tahun, ia sempat mendaftar ke Fakultas Teknik jurusan elektro di Universitas Eindhoven. Sayangnya, karena perbedaan pendapat mengenai waktu untuk kelulusannya, Laurent berhenti berkuliah dari Eindhoven. Dari sana Laurent berpindah ke Fakultas Teknik jurusan kimia di Antwerp.
Di Antwerp ini rasa keingin-tahuannya makin meningkat. Ia menyelesaikan magang pada jurusan kuantum optic di Institut Max Planc di Jerman dimana ia mulai mempelajari sifat fisika yang beririsan dengan kesehatan. Penelitian gelar magisternya berpusat pada perbandingan kondisi Boson dengan Lubang Hitam, dengan mempelajari teori Bose-Einstein yang berkondensasi pada temperatur sangat dingin.

Sesudah mencapai prestasi seperti ini, apakah Laurent akan beristirahat? Sepertinya tidak. Minggu ini juga setelah lulus mendapatkan gelar PhDnya, Laurent langsung menuju Munich dengan ayahnya. Di Munich ia sudah mendaftarkan diri pada program doktoralnya yang ke dua di bidang ilmu kesehatan dengan fokus kepada kecerdasan buatan.
Alexander Simons menjelaskan bahwa putranya ingin mengadakan penelitian multi-disiplin dalam upaya mencapai tujuan akhirnya: memahami dan pada akhirnya memperluas keterbatasan biologis manusia. [RV]