Museum Louvre Abad XXI Yang Awalnya Berada Dalam Kompleks Istana Tempat Tinggal Kerajaan Prancis. Dokumentasi Louvre
Paris – Museum Louvre Paris sudah terkenal sejak abad XIX di Eropa. Menggunakan kompleks Istana Louvre yang sudah tidak diinginkan lagi oleh rajanya, Louvre adalah museum bermuatan mahakarya seni lukisan.
Awalnya, Louvre adalah kediaman raja-raja Perancis. Sebagaimana layaknya tempat kediaman raja, Louvre adalah benteng yang dibangun oleh Raja Philip II pada abad ke XII. Kemungkinan bahkan merupakan bangunan yang lebih tua, walau pun tidak tercatat sebelumnya.
Ketika Francis I bertahta, benteng itu mengalami transformasi menjadi istana tempat tinggal para raja Prancis pada tahun 1546. Sehingga bentuknya mengalami perubahan, dari tempat pertahanan, menjadi rumah tinggal. Selama beberapa abad berikutnya Istana Louvre mengalami berbagai pengembangan pembangunan seturut dengan keinginan raja dan ratu yang menempatinya.
Sampai pada akhirnya, pada tahun 1682, Louis XIV memutuskan untuk meninggalkan Louvre selamanya sebagai tempat tinggal kerajaan. Saat itu ia sudah membangun Istana Versailles yang berada di luar Kota Paris (pada waktu itu) dan memilih untuk tinggal di sana sepanjang tahun.
Louis memperlakukan Istana Louvre sebagai tempat menyimpan barang-barang kerajaan. Sejak tahun 1692, Louis mulai menggunakan istana moyangnya tersebut untuk menyimpan koleksi seni pahat yang berasal dari zaman Yunani dan Romawi kuno.
Pada tahun itu juga, institusi kesenian Prancis mulai menggunakan Louvre, dengan seizin raja sudah tentu, menjadi tempat para seniman dan penggiat seni berorganisasi. Yang pertama adalah Akademi Sejarah dan Karya Sastra (Academie des Inscriptions et Belles-Lettres), serta Akademi Kerajaan Untuk Karya Seni Lukisan dan Seni Pahat (Academie Royale de Peinture et de Sculpture).
Konsep Louvre menjadi museum bagi masyarakat umum dikembangkan oleh kepala properti Louis XVI, buyut Louis XIV. Charles-Claude Flahaut de la Billarderie, mengembangkan perluasan dan pembangunan Grande Galerie dan menambah karya seni lukisan untuk museum baru tersebut. Grande Galerie ini yang sampai sekarang merupakan tempat karya lukis para master Italia.
Saat Era Revolusi Prancis, Museum Louvre selanjutnya diputuskan oleh Majelis Nasional Prancis untuk menjadi tempat pameran semua khazanah mahakarya yang diambil alih dan disita oleh para kaum revolusioner dari properti gereja dan istana Kerajaan.
Saat dibuka pertama kali untuk publik pada 10 Agustus 1793, karya lukis yang dipamerkan di Louvre mencapai jumlah 537 buah. Dan sejak saat itu, Museum Louvre menjadi rumah semua karya seni yang indah.
Hingga tiba saatnya Napoleon berkuasa. Koleksi Louvre menjadi semakin kaya karena ia berperang ke berbagai negara dan melakukan perjalanan antar benua. Selama perjalanannya ke manca negara, Napoleon sudah tentu menjarah dan mengambil paksa-paksa karya-karya seni dari negara-negara Eropa, Mesir dan Suriah.
Setelah berbagai penguasa Prancis silih berganti, muatan Museum Louvre semakin bertambah dan beranekaragam. Semua mahakarya serta koleksinya sudah tentu bukan hasil jarahan dari negara-negara yang ditaklukkan Prancis melainkan merupakan kepemilikan dengan cara yang pantas dan layak.
Sebagai bangunan, kompleks Museum Louvre juga merupakan pengembangan konsep pelayanan publik yang luar biasa. Berbagai pemikiran modern dan renovasi dilakukan untuk memastikan Louvre mampu menghadapi tuntutan zaman.
Menanggapi pemikiran tersebut, pada era 1980-1990an, bangunan-bangunan Museum Louvre diperbaiki besar-besaran, salah satunya dengan membuat aksesnya sedemikian rupa sehingga mampu melayani para pengunjungnya yang memiliki disabilitas. Louvre juga memperluas bangunannya ke arah bawah.
Ruang bawah tanah Louvre adalah ruang pelayanan baik itu kantor, toko, tempat pameran, kawasan gudang, tempat parkir. Selain itu ruang bawah tanah Museum Louvre juga memiliki aula untuk umum berupa auditorium, tempat parkir bus turis, dan sudah tentu tempat makan berupa kafe. Semua fasilitas bawah tanah ini sudah dibuka untuk umum pada tahun 1989.
Museum Louvre juga berada di garda depan dalam memilih ikonnya. Pengelola musum memilih seorang arsitek Amerika bernama I. M Pei yang dipersilakan untuk merancang ikon modern dari suatu institusi yang memiliki koleksi tak ternilai harganya. Permintaan ini diterjemahkan oleh sang arsitek dalam bentuk piramida kaca bertulang baja yang didirikan tepat di muka museum. Piramida kaca itu adalah suatu kontroversi. Namun, kontroversi tersebut justru memperkuat kedudukannya menjadi ikon dari Museum Louvre.
Pada tahun 1993, tepat pada usianya yang ke-200 tahun, Sayap Richelieu yang selama ini digunakan oleh Kantor Kementerian Keuangan resmi menjadi bagian dari museum. Sehingga untuk pertama kalinya, keseluruhan gedung di dalam kompleks Louvre adalah museum. Sayap Richelieu ini juga dirancang oleh Pei. Luasnya 21.368 meter persegi. Sayap ini merupakan rumah bagi koleksi lukisan Eropa, ruang pameran, karya seni dekorasi, serta kesenian dari peradaban Arab kuno. Kelak, seiring dengan semakin banyaknya khazanah yang dikumpulkan, semua hasil kesenian peradaban klasik Arab dan Timur Tengah dipindahkan ke galeri lain yang mampu menampung koleksi yang lebih banyak.
Sebagai suatu institusi, Louvre memiliki museum kelas jauh. Pada tahun 2012, Pemerintah Prancis membuka museum Louvre di daerah utara Prancis yakni Kota Lens. Tujuannya adalah untuk mengurangi beban Museum Louvre di Paris yang dipenuhi oleh pengunjungnya. Melihat rekam jejaknya yang berhasil, maka Pemerintah Prancis membuka Louvre Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Walau pun masih diramaikan dengan kontroversi, pembukaan Museum Louvre di Pulau Sadiyat ini juga berkembang pesat.
Baca juga:
Direktur Museum Louvre Menerima Kritikan Tajam
Perkembangan Perampokan Museum Louvre, Semua Khazanah Bangsa Tidak Diasuransikan!
Apa Yang Terjadi Pada Museum Louvre Di Hari Minggu?
Mengingat banyaknya koleksi yang tersimpan di Museum Louvre, seharusnyalah Pemerintah Prancis melalui Menteri Kebudayaan serta Direktur Museum lebih bersungguh-sungguh dalam memelihara dan merawat museum tersebut. Perampokan yang dilakukan pada Minggu (19/10) sungguh mengguncang publik Prancis dan dunia. Apalagi yang dicuri adalah permata mutu manikam yang merupakan rekam jejak sejarah dan kejayaan para tokoh masa lalu Prancis. [RV]
