Sharbat Gula, Si Gadis Bermata Mata Hijau. National Geographic
Pada tahun 1985, fotografer National Geographic Steve McCurry yang sedang bertugas di Asia Selatan memotret seorang gadis dari suatu suku yang berasal dari Afghanistan. McCurry memotretnya dalam kam pengungsian di Pakistan. Saat itu si remaja putri sedang mengikuti kelas di sekolah dalam kam tersebut. Matanya yang hijau terang membuat McCurry sigap menangkapnya dalam kamera.
Dalam kondisi carut marut karena kondisi negara Pakistan yang juga sedang mengalami pergolakan politik, McCurry tidak sempat menanyakan nama dan identitas lainnya dari si gadis remaja. Ia hanya memotret remaja putri itu dan memahami bahwa remaja itu dan keluarganya sedang mengungsi dari Afghanistan ke Pakistan.
Selanjutnya yang terjadi adalah sejarah. Ia hanya mengetahui bahwa kam pengungsian itu adalah untuk menampung para pengungsi Afghanistan yang tercerabut dari tempat tinggal mereka akibat peperangan.
Foto gadis bermata hijau itu disematkan menjadi sampul Majalah National Geographic pada 1985 dan menjadi viral. Majalah National Geographic adalah majalah internasional dengan pelanggan yang sangat banyak dan tersebar di seluruh dunia. Tidak mengherankan, mata berwarna hijau itu menyihir para pembaca majalah mewah yang penuh dengan karya-karya fotografi tersebut.
Wajahnya yang belia dan kerudung dan pakaian yang digunakannya terlihat sangat sederhana dan mengingatkan orang akan harga dari peperangan yang terjadi di Afghanistan akibat invasi Uni Soviet.
Begitu mencekam ingatan tentang gadis itu sehingga selama puluhan tahun beberapa kali sudah diupayakan untuk mencarinya dan mendapatkan identitasnya.
Pada tahun 2002, atau 18 tahun sejak gadis itu difoto, tim dari National Geographic mengaku telah menemukannya di suatu tempat terpencil di Afghanistan. Menurut data tersebut, gadis itu bernama Sharbat Gula. Pada 2002 itu ia sudah menikah dan memiliki 3 orang putri. Ia sendiri tidak pernah menyadari dirinya sudah menjadi ikon korban peperangan karena ia juga tidak pernah tahu ia difoto oleh seorang fotografer kenamaan.
McCurry segera melakukan perjalanan untuk dapat menemuinya. Dalam pertemuan mereka, McCurry memperlihatkan foto diri Gula.
Namun, wajah Gula sudah berubah dari seorang gadis yang masih muda remaja menjadi ibu paruh baya. Maka, untuk memastikan identifikasi bahwa Gula adalah si gadis bermata hijau yang terkenal tersebut, National Geographic menggunakan identifikasi melalui selaput mata (iris recognition). Baru kali itulah teknologi tersebut dipergunakan menjadi metoda melakukan otentikasi suatu subyek manusia viral karena suatu karya fotografi yang bersejarah.
Para pembaca National Geographic bersuka cita melihat ikon mereka dalam kondisi sehat dan memiliki nama serta identitas yang lebih jelas dari pada 18 tahun sebelumnya.
Namun, sembilan belas tahun kemudian, yakni pada tahun 2021, Rezim Taliban kembali menguasai Afghanistan. Dan untuk kesekian kalinya, Gula terpaksa harus melarikan diri lagi dari negeri tempatnya bernaung. Kali ini karena ia sudah memiliki jaringan pertemanan, Gula bisa mengungsi ke Italia.
Informasi pada saat itu adalah Gula tiba di Roma setelah berhasil diselamatkan oleh Program Evakuasi bagi para warga Afghanistan. Ia mendapatkan status sebagai pengungsi di Italia. [RV]