ITPro.com memberitakan dalam lamannya bahwa para peretas berhasil membobol jaringan komunikasi National Guard Amerika Serikat, pada Rabu (16/07) lalu.
National Guard adalah unit yang mengirimkan pasukan tempur bagi negara-negara bagian Amerika Serikat, daerah otonomi dan Distrik Columbia (wilayah ibu kota). Satuan tempur itu bisa dari Angkatan Darat mau pun Angkatan Udara.
Dengan bobolnya jaringan internet unit penting dalam militer Amerika tersebut tidak heran para pakar siber memberikan peringatan keras.
Para peretas itu terkenal dengan nama kelompok intelijen siber Salt Typhoon.
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Department of Defense atau DoD) menyebutkan bahwa kelompok spionase tersebutĀ telah membobol jaringan komunikasi National Guard yang mereka lakukan 2024 lalu.
Tidak seperti peretas lain, Salt Thyphoon tidak membangun narasi di media dan membuat dunia keamanan siber menjadi gonjang ganjing. Diperkirakan bahwa kelompok ini telah berhasil menembus akses informasi militer yang sensitif selain juga data dan info dari para penegak hukum Amerika Serikat.
Laporan Kementerian Pertahanan ini diterbitkan berdasarkan permintaan dari Property of the People membeberkan lamanya kampanye meretas National Guard. Disebutkan bahwa kelompok peretas itu mulai menembus jaringan National Guard sejak Maret 2024 hingga Desember 2024.
Para penyusun laporan ini tidak menyebutkan unit dari negara bagian, daerah otonomi dan Wilayah DC yang terpapar. Masalahya, The Guard ini juga memberikan unit-unit untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat di seluruh dunia.
Data yang berhasil diretas oleh para penjahat siber tersebut mencakup data kredensial para admin jaringan serta diagram jaringan National Guard. Data tersebut selanjutnya dapat dipergunakan untuk melakukan tindakan susulan terhadap berbagai unit yang informasi kredensialnya sudah berhasil diretas.
Amerika Serikat yang terkenal akan kekuatan sibernya saja bisa diretas. Lalu bagaimana dengan Indonesia? [RV]