Dua Kakak Beradik, KGPAA Hamangkunegara Dan KGPH Mangkubumi Yang Secara Bersamaan Mengaku Sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono XIV Pada Rabu (05/11) Lalu.
Surakarta – Secara dramatis terjadi pertentangan suksesi di keluarga Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan munculnya raja kembar yang terjadi setelah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII meninggal pada hari Minggu (02/11).
Kubu pertama mendukung Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Raja Putra Narendra Mataram yang nama kecilnya adalah Gusti Raden Mas Suryo Mustiko. Ia lahir dari istri ke tiga Pakubuwono XIII, Kanjeng Raden Ayu Pradapaningsih, yang diangkat menjadi permaisuri dengan gelar Kanjeng Ratu Alit.
KGPAA Hamangkunegoro ini diangkat sebagai Putra Mahkota oleh ayahnya pada tahun 27 Februari 2022. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Diponegoro. Saat ini ia sedang meneruskan pendidikannya untuk meraih gelar Magister Politik dan Pemerintahan dari Universitas Gajah Mada.
KGPAA Hamangkunegoro ini bertindak sebagai tuan rumah yang menerima dan menyambut tamu-tamu yang datang melayat jenazah ayahnya. Para tamu itu antara lain Wakil Presiden Gibran Raka Buming, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Sultan Hamengkubuwono X dari Kesultanan Yogyakarta dan Presiden Ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo.

Pada hari Rabu (05/11) KGPAA Hamangkunegoro membaca tekad untuk mengikrarkan diri menjadi Pakubuwono XIV di hadapan jenazah ayahnya dengan dukungan keluarga besar dan pengageng keraton.
Namun, kubu yang berseberangan juga melakukan tindakan. Putra Pakubuwono XIII yang sulung telah ditetapkan oleh Lembaga Dewan Adat sebagai pengganti Sunan Surakarta tersebut. Kakak tersebut bernama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi yang bergelar sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi dan sehari-harinya bekerja di Museum Keraton Surakarta.
Bernama kecil Gusti Raden Mas Soerjo Soeharto, KGPH Mangkubumi merupakan putra tertua dari Pakubuwono XIII dari istri ke dua Kanjeng Raden Ayu Winari Sri Haryani. Istri kedua ini sudah diceraikan oleh Pakubuwono XIII sebelum ia naik tahta. Kanjeng Raden Ayu Winari Sri Haryani tidak mendapatkan gelar permaisuri.

KGPH Mangkubumi ini ditetapkan oleh Lembaga Dewan Adat yang dimotori oleh KGPA Tedjowulan, yang pada 2004 juga melakukan upaya untuk dijadikan pengganti ayahnya Pakubuwono XII.
Prinsip yang dipedomani oleh Lembaga Dewan Adat dalam suatu suksesi adalah putra pertama yang berhak menjadi penerus ayahnya. KGPA Tedjowulan memiliki jabatan dalam struktur keraton Surakarta Hadiningrat sebagai Maha Menteri.
Pada hari Sabtu (15/11) KGPAA Hamangkunegoro yang sudah bergelar sebagai Pakubuwono XIV keluar dari Kor Kamandungan untuk menjalankan Jumenengan Dalem (Penobatan Raja) dengan diiringi oleh prajurit lengkap dengan pakaian Jawa lengkap dan kain batik bermotif Parang Barong serta mengenakan tutup kepala berwarna hitam dihiasi dengan emas.
Ia kemudian membaca ikrar memimpin Keraton Surakarta sesuai dengan syariat Islam, adat istiadat keraton serta kesetiaan terhadap Republik Indonesia.

Apa yang membuat kedua kubu ini bersaing dengan panas? Tentu mempertahankan sesuatu yang tak dapat dinilai dengan sejumlah uang. Selain martabat, sejarah tak terpotong beratus tahun, serta tentunya rasa memiliki atas kebanggaan sebagai keluarga penjaga adat istiadat Jawa.
Lalu dari mana Keraton Surakarta Hadiningrat ini memiliki sumber keuangan untuk operasionalnya? Dari berbagai sumber diketahui bahwa Keraton Surakarta ini memiliki tanah atau properti, disebut norowito, yang hasil panennya memiliki nilai ekonomis dan menghasilkan penghasilan yang baik. Selain itu, Keraton Surakarta Hadiningrat juga memiliki bantuan dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara, yang terbaru proyek revitalisasi Keraton sebesar Rp34 milyar pada tahun 2024. Keraton juga memiliki bagian bantuan dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Surakarta setiap tahunnya.
